Minggu, 21 Maret 2010

MANAJEMEN STRATEGIK:

STUDI KASUS

PT Rajawali Citra Televisi Indonesia

(RCTI)

 

oleh Agustinus Tri Jarwanto

Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma, Depok, 2010

 

 

 

Menurut Michael Porter dalam bukunya Competitive Strategy, keadaan persaingan dalam suatu industri tergantung lima kekuatan persaingan pokok, yaitu:

 

1.    Ancaman Masuknya Pendatang Baru

Bisnis pertelevisian merupakan bisnis yang dinamik, menarik, multi aspek, dan pelopor dalam ekspansi global. Di sisi lain pelbagai bukti empiric secara tak langsung telah membuktikan bahwa sektor pertelevisian merupakan sector bisnis yang paling diminati oleh perusahaan multi nasional dalam kerangka ekspansi dan globalisasinya.

 

Beberapa waktu lalu, elemen masyarakat kritis seperti Masyarakat Pers dan Penyiaran Indonesia (MPPI) sudah melayangkan surat somasi kepada pemerintah dan KPI, meminta ketegasan mengenai kepemilikan jamak pada bisnis pertelevisian. Koordinator MPPI Kukuh Sanyoto di media (Koran Tempo,12/12/07), mencontohkan, Para Group memiliki dua stasiun televisi di satu provinsi, yakni PT Televisi Transformasi Indonesia (Trans TV) dan PT Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh (TV-7). Sedangkan, PT Media Nusantara Citra Tbk. (MNC) mengendalikan saham tiga stasiun televisi : PT Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) dan PT Global Informasi Bermutu (Global-TV) masing-masing 99,99 persen serta PT Cipta TPI (TPI) 75%. Langkah yang dilakukan MPPI ini menarik untuk meneguhkan wacana kritis membongkar praktek kotor bisnis televisi di negeri ini

 

Modal yang dibutuhkan untuk memasuki industri ini sangat besar mengingat mahalnya teknologi yang digunakan. Sehingga yang dapat masuk ke industri ini adalah pengusaha – pengusaha bermodal besar ataupun perusahaan raksasa yang telah mapan.

 

Jadi dengan kondisi tersebut diatas, maka kecil kemungkinannya pendatang baru untuk dapat memasuki industri ini karena banyaknya barrier to entry yang sengaja dibuat agar tidak meruntuhkan pemain yang sudah ada sebelumnya.

 

2.    Kekuatan tawar-menawar pembeli

Jumlah pemirsa pertelevisian dari tahun ke tahun semakin mengalami peningkatan. Pemirsa di Indonesia pada umumnya mempunyai daya tawar yang cukup kuat terhadap jasa pertelevisian, apalagi dengan program yang ditayangkan oleh perusahaan tersebut.

 

RCTI telah membuktikan eksistensinya sebagai perusahaan pertelevisian swasta yang pertama kali berdiri di Indonesia dan juga setiap programnya merupakan sajian yang bermanfaat bagi para pemirsanya.

 

3.    Kekuatan tawar-menawar pemasok

Industri pertelevisian seperti RCTI telah menggunakan teknologi yang canggih dalam menayangkan setiap programnya. Sehingga dapat dilihat dari segi program dan iklan yang ditampilkan di RCTI cukup banyak dan variatif.

 

4.    Ancaman dari barang atau jasa pengganti

Tayangan televisi sebagai wahana audio visual lebih cenderung banyak diminati karena dapat menjadi salah satu alternatif hiburan bagi pemirsanya. Tapi hal ini tidah menutup kemungkinan akan pilihan pemirsa terhadap wahana audio seperti radio.hal seperti ini dapat dimanfaatkan oleh pertelevisian untuk lebih menggali kemampuan dalam menciptakan sajian yang ringan tetapi tetap menghibur.

 

5.    Persaingan di antara perusahaan yang ada

Kondisi persaingan industri pertelevisian di Indonesia sangat ketat sehingga pemerintah harus tegas dalam menindak praktek monopoli yang didasarkan pada perundang – undangan formal yang berpihak kepada publik. Dengan usaha ini, kita berharap masa depan televisi menjadi institusi yang memberikan inspirasi bagi kemajuan bangsa dalam berbagai bidang. Tayangan yang cerdas, mendidik, berkeadilan dan berspektif pencerahan, bukan sebaliknya tayangan “sampah” yang merusak generasi muda bangsa ini.

 

 

Analisa SWOT

 

1.    Strength:

Kekuatan RCTI antara lain terdapat pada : pengalaman mengelola bisnis pertelevisian swasta pertama di Indnesia, kekuatan manajemen dan budaya perusahaan, rangkaian produk dan jasa yang luas, teknologi dan peralatan yang mutakhir, kualitas produk dan jasa, serta citra perusahaan yang baik.

 

2.    Weakness:

kelemahan RCTI antara lain terdapat pada kurangnya program yang ringan tapi tetap menghibur dan mendidik. Hal ini dapat dilihat karena terlalu banyaknya sinetron yang ditampilkan di RCTI.

3.    Oppurtunities:

Peluang bagi RCTI antara lain : besarnya pasar domestik yang belum tergarap, penambahan program hiburan baru yang lebih menghibur dan mendidik.

 

4.    Threat:

Ancaman bagi RCTI antara lain : masuknya pendatang baru terutama dari tv swasta lokal daerah dan juga krisis ekonomi yang melanda Indonesia.

 

Minggu, 21 Februari 2010

Tugas Manajemen Strategik Minggu 1

Visi dan Misi PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia

VISI

Media Utama Hiburan dan Informasi
Perkataan “utama” mengandung makna lebih dari yang “pertama” karena kata “pertama” hanya mencerminkan hierarki pada dimensi tertentu. Sedangkan kata “utama” mengandung unsur kemuliaan karena melibatkan aspek kualitas, integritas dan dedikasi.
Media utama hiburan dan informasi memiliki makna:
1. RCTI unggul dalam hal kualitas materi dan penyajian program hiburan dan informasi. 
2. RCTI memperhatikan keseimbangan faktor bisnis dan tanggung jawab sosial atas sajian program-programnya. 
3. RCTI menjadi pilihan yang utama dari para “stakeholder” (karyawan, pemirsa, pengiklan, pemegang saham, pemasok, pesaing, perusahaan afiliasi, mitra strategis, masyarakat, dan penyelenggara Negara) 
MISI
Bersama Menyediakan Layanan Prima
Interaksi kerja di perusahaan lebih mengutamakan semangat kebersamaan sebagai sebuah tim kerja yang kuat. Hal ini memungkinkan seluruh komponen perusahaan mulai dari level teratas sampai dengan level terbawah mampu bersama-sama terstimulasi,terkoordinasi dan tersistemasi memberikan karya terbaiknya demi mewujudkan pelayanan terbaik dan utama kepada “stakeholder
sumber : www.rcti.tv